Oleh: M. Soffa Ihsan
Dalam peradaban islam itu karya tulis memang menjadi bahan penting. Apalagi ada sandaran perintah
Tuhan bahwa membaca adalah hal yang wajib. Akibatnya, selama era kekhalifahan
Islam, penulisan buku menjadi sangat penting artinya. Para khalifah membangun
perpustakaan dengan koleksi ribuan buku. Ilmuwan pun getol menulis hasil
karyanya, baik itu dari bidang ilmu filsafat etika, kedokteran, sejarah,
sosiologi, dan musik. Tokoh klasiknya dalam hal ini seperti al-Ghazali,
al-Kindi, Ibnu Rusyd, al-Farabi, Ibnu Khaldun, Ibnu Haitam dan banyak lainnya.
Pada era itu, khalifah al-Makmun mensyaratkan agar para
pejabat pemerintahnya yang non Arab diminta menguasai sedikitnya dua bahasa. Dan
memang dari sanalah sumber tenaga para penerjemah buku direkrut. Salah satu
jalur penandatangannya adalah melalui Harran, kota di Mesopotamia, yang memang
banyak penduduknya masih menggunakan bahasa Yunani. Jalur datangnya para
penerjemah lainnya adalah melalui Jund-i-Shahpur di Khuzistan. Kota ini
dibangun oleh Kaisar Sasanid Shahpur I sebagai tempat para tawanan yang dibawa
dari Syiria. Kota ini menjadi pusat ilmu kedokteran.
Membanjirnya terjemahan buku dari bahasa Yunani dan Syiria
ke dalam bahasa Arab tersebut jelas menunjukkan bahwa waktu itu sudah terdapat
masyarakat pembaca yang aktif. Sedangkan pusat kebudayaan Arab yang sedang
tumbuh pada saat itu adalah Baghdad. Kota itu terletak di tepi sungai Tigris,
tidak jauh dari Ctesiphon, bekas ibu kota kerajaan Persia dan ibu kota kerajaan
sebelumnya, Parta Arsacadid. Baghdad sendiri dibangun pada 762 M sebagai
ibukota Kekhalifahan Abbasiyah. Selain dipenuhi bangunan megah, kota ini juga
dilengkapi dengan gedung perpustakaan yang lengkap.
Dalam soal perkembangan keilmuan melalui maraknya penerbitan
buku, Arnold Toynbee menyatakan, fermentasi intelektual yang muncul pada
masyarakat Islam pada masa itu didorong oleh kebutuhan untuk melengkapi ajaran
Islam dengan berbagai perangkat intelektual. Islam jelas membutuhkan sistem
hukum dan sistem teologi yang memadai bagi sebagian masyarakat di kerajaan yang
wilayahnya meliputi berbagai pusat peradaban kuno di mana sudah mempunyai peradaban
lebih matang. [bq]
Sumber. Mata Air. Edisi 25 Tahun 2009. Buku dalam Peradaban
Islam. Halaman 18.
No comments:
Post a Comment