Sungguh, orang yang terkagum-kagum melihat keindahan alam semesta dengan menggunakan kacamata, tidak akan pernah melihat kacamata yang sedang dia pakai. Bagaimanapun dia mengarahkan kedua bola matanya, baik ke kanan atau ke kiri, tetap saja tidak akan pernah bisa melihat kacamata yang dia pakai sendiri. Kecuali, jika dia kembali pada dirinya sehingga dia dapat merasakan keberadaan kacamata yang terpasang pada kedua matanya. Bukankah perkataan ini adalah sebuah perkataan yang Ilmiah, wahai saudaraku?
Ini adalah permisalan bagi Allah
swt, Tuhan dan Sang Pencinta semua makhluk, yang
karena-Nya-lah kedua mata saya bisa melihat banyak hal. Hakikatnya, saya bisa
melihat itu bukan karena lensa mata yang ada di mata saya, melainkan saya bisa
melihat karena perantaraan cahaya yang ada pada lensa mata. Kemudian muncul
pertanyaan, dari mana asal cahaya yang ada pada lensa mata tersebut ? Cahaya
tersebut berasal dari Allah swt.
Dalam al-Qur'an Allah ber-Firman,
“Allahu nur al-samawati wa al-ardhi.”
Maka dengan cahaya Allah saya bisa melihat
segala sesuatu. Adapun kedua mata kita hanyalah sebagai tempat untuk menampung
cahaya Allah. Oleh karena itu, lewat (pertolongan) Allah-lah, saya dapat
melihat bintang-bintang, bulan, langit, orang-orang sekitar, buku dan
sebagainya.
Tapi, apakah saya bisa melihat
cahaya (cahaya Allah) yang dengannya-lah saya bisa melihat? Tentu saja tidak. Sama
persis, seperti saya tidak bisa melihat kacamata yang dengannya saya bisa
melihat sesuatu.
Seandainya kalian dapat memandang
Allah di hadapan kalian, niscaya pandangan kalian kepada Allah akan menjadi
penghalang (hijab) bagi penglihatan kalian terhadap semua yang ada. Ini adalah
sebuah kenyataan yang jelas dan telah kita diketahui.
Apa yang paling dekat dengan
kalian? Allah swt. (jangan membayangkan
ini adalah kedekatan secara fisik, Na’udzubillah). Sebab, dengan kuasa-Nya lah kalian
bisa bergerak, kuasa-Nya sangat dekat dengan kalian dan ada dalam diri kalian, dengan
Cahaya-Nya lah kalian bisa melihat, dengan kemurahan-Nya lah kalian bisa
mendengar, dengan kemurahan-Nya lah kalian bisa berbicara dan dengan cahaya-Nya
pula kalian bisa memahami dan menyadari.
Jadi, setelah kalian memahami
perkataan ini menurut kalian apa yang paling dekat dengan kalian? apakah ada
yang lebih dekat dengan diri kalian sendiri selain Tuhan kalian? Tidak ada,
sama sekali.
Tapi, apakah dengan itu berarti kalian harus bisa melihat-Nya ?
tidak. Karena, jarak yang terlalu dekat merupakan penghalang (Hijab) bagi
kalian.
*Ditranskrip oleh santrijagad dari video ceramah Syaikh Said Ramadhan Al-Buthi
No comments:
Post a Comment