Betapa sering saya menyaksikan dianatara kaum takfir di berbagai
kesempatan, acara dan konferensi. Saat saya bertanya kepada mereka, “Dari mana
anda ?” mereka menjawab, “Saya dari Firqoh Najiyah (Golongan yang selamat).” Itu artinya, mereka ingin
mengatakan bahwa, “Selainku berasal dari kelompok Kafir.” Na’udzubillah
Baik, darimanakah pemahaman ini
mulai muncul ? pemahaman tersebut muncul dari kesalahan memahami Hadist Ini.
Wahai saudaraku, seandainya Rasulullah saw ingin mengatakan bahwa
kelompok-kelompok yang muncul dibawah naungan islam, semuanya akan masuk neraka
kecuali satu saja. Seharusnya Beliau SAW mengatakan, “Akan berpecah-pecah kaum
muslimin" Tetapi alih-alih yang dikatakan “Muslimin.” Beliau Bersabda. ”Akan berpecah-pecah Umatku (Yang mana aku diutus untuk mereka)” perkataan ini benar.
Rasulullah pernah bersabda,
(lihatlah sabda dari pembawa kabar gembira), “Umatku adalah umat yang
dirahmati.”
Kita semua adalah pemberi kabar
gembira bukan para pengkafir (Takfiri). Bahkan, kita tidak berhak atas itu (Takfir)
sama sekali. Melainkan, kita harus terus mengingatkan akan cara yang dengan itu
manusia tetap menjaga cahaya keimanannya. Agar mereka semua bertemu Allah (
Meninggal dunia ) dengan keadaan seperti itu (beriman).
Pelaku maksiat, bagaimanapun
keadaannya. Asalkan dia yakin bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, dia akan
selamat. Sebuah Hadist Nabi SAW yang dikenal sebagai Hadist Bithaqah (kartu),
disebutkan oleh banyak ulama, diantaranya Imam al-Ghazali dalam kitab Ihya.
Disebutkan didalamnya bahwa di hari kiamat akan dipanggil seseorang-kata
‘seseorang’ disini sebagai contoh saja untuk milyaran orang seperti dia- Allah
swt akan menghisabnya, dan dia tidak memiliki pahala amal shaleh sedikitpun.
Orang itu merasa putus asa dari rahmat Allah, dan memandang dirinya sendiri
tidak layak selain digolongkan kedalam golongan ahli neraka. Kemudian, dia
menyaksikan sebuah Bithaqah (kartu) turun dari atas dihadapannya. Kartu
itu turun dan kemudian terjatuh di atas sisi kebaikan neraca amalnya (Hari
perhitungan adalah sesuatu yang haq). Seketika itu juga sisi kebaikan
neracanya menjadi lebih berat karena kartu tersebut.
Apa sebenarnya kartu tersebut ?
ternyata di dalam kartu tersebut tertulis, “Laa illaaha illallaah.” Inilah
akidah yang akan menyelamatkanmu dan membebaskanmu dari jilatan api neraka
jahannam.
Saya ingin menyampaikan kabar gembira, tapi disisi lain juga tidak ingin kabar gembira ini memicu seseorang untuk melakukan penyepelean.
Ada seseorang diantara
orang-orang yang shaleh yang telah Allah wafatkan sejak lama. Saya
menyaksikannya di dalam mimpi setelah dia wafat, saya mendapatinya berperawakan
bagus dan berpenampilan indah. Saya tahu
bahwa dia telah meninggal, saya kemudian mengucapkan salam kepadanya, lantas
bertanya, “Bagaimana keadaan saya?” saya ingin mengetahui keadaan saya disisi
Allah. Ia lantas memandangiku, kemudian mengatakan kalimat yang tidak aku
tambahi ataupun kurangi ini.
Dia berkata, “Kamu tenang saja.
Demi Allah, kalian semua akan baik-baik saja. Satu hal saja yang jangan sampai kau lakukan.
Jangan angkuh terhadap Allah. Apabila salah seorang dari kita menyimpang dari
jalan kebenaran hendaknya dia berlindung dengan kelemahan dirinya. Lalu menyeru
kepada Tuhan-Nya, “Ya Allah, sungguh ketika aku bermaksiat kepada-MU, aku tidak
bermaksiat kepada-Mu karena keangkuhanku terhadap-Mu. Akan tetapi, karena aku
memiliki kelemahan yang telah Engkau tetapkan kepadaku. Maka, ampunilah aku.
Aku bertaubat kepada-Mu.”
*Ditranskrip dari video ceramah Syaikh Said Ramadhan al-Buthi
No comments:
Post a Comment