Dia menghentikan rombongannya
kemudian berkata kepada kakek tua tersebut, ”Sungguh apa yang kamu lakukakan
sungguh sangat aneh. Saya lihat kamu sudah mendekati kematian, tapi kamu
sekarang menanam bibit pohon yang tidak akan berbuah, kecuali sudah berumur
seratus tahun. Tinggi benar cita-citamu.”
Lelaki tersebut merupakan seorang
yang bijak dan cerdas, kemudian dia berdiiri dan menjawab pertanyaan dari raja
tersebut, “Semoga Allah menghinakan keadaaan raja, sesungguhnya orang-orang
sebelum kita telah menanam dan kita yang menikmati hasilnya. Dan sekarang kita
yang menanam, agar hasilnya bisa dinikmati generasi setelahnya.”
“Bagus.“ sahut raja tersebut.
Sudah menjadi kebiasaan raja
apabila dia mengucapkan kata “Bagus” kepada seseorang, orang itu akan diberi
hadiah 1000 dirham. Maka, pengawal-pengawal raja langsung memberikan seribu
dirham kepada kakek tua tersebut.
Kakek tua itupun lantas berpaling
kepada raja, seraya berkata, “Semoga Allah menghinakan keadaan anda, saya
melihatmu merasa susah dengan pohonku dan lamanya pohon ini berbuah. Sesungguhnya, saat ini pohon ini telah menghasilkan seratus dirham."
Lalu rajapun kembali
mengatakan, ”Bagus.” Kemudian kakek tua tersebut diberi hadiah lagi seribu
dirham.
Kemudian kakek tua tersebut berkata lagi, “Semoga Allah memuliakanmu. Kamu mempermasalakan lamanya buah yang
dihasilkan oleh pohonku. Sesungguhnya Pohonku ini sudah panen dua kali. "
Kemudian raja kembali
mengatakan, ”Bagus.” kakek tua tersebut kembali diberi hadiah seribu dirham lagi.
Akhirnya, raja berkata kepada
pengawal-pengawal yang bersamanya, “Ayo berangkat! jika kita terus-menerus
bersam kakek tua ini. Niscaya, tidak akan mencukupi segala perbekalan yang kita
bawa untuk menghadapinya.”
Apa yang ingin saya sampaikan
adalah bahwa pendahulu kita telah mewarisi peradaban kemudian kitalah yang
menikmati hasilnya. Dan kita pula seharusnya menanamnya agar generasi
selanjutnya bisa menikmati hasilnya.
*Ditranskrip dari video ceramah Syaikh Usamah al-Azhari
No comments:
Post a Comment