#SeriSantri (F) - Kesibukan Santri - Santrijagad

#SeriSantri (F) - Kesibukan Santri

Bagikan Artikel Ini

Oleh: Zia Ul Haq


Every child is special; setiap anak itu istimewa, memiliki kecenderungan belajar yang khas dan passion yang berbeda-beda. Sesuai dengan minat dan gaya belajar masing-masing anak. Sebagaimana fitrah ini, santri pun punya kecenderungan masing-masing. Semua kecenderungan itu terfasilitasi dengan komplit di lingkungan pesantren.


Sepengalaman saya, tiap santri punya pendekatan berbeda-beda dalam proses mematangkan dirinya selama hidup di pesantren. Ada santri yang tekun ‘ndampar’, sibuk ‘ngantor’, ramai ‘manggung’, khusyuk ‘wiridan’, atau khidmat ‘ndalem’.



Ndampar


‘Dampar’ adalah sebutan bagi bangku kecil untuk membaca kitab. ‘Ndampar’ berarti aktivitas menghadap dampar untuk menelaah kitab-kitab. Cocok bagi santri kutu buku dan punya passion mendalami turats. Maka santri yang ‘ndampar’ memiliki kegiatan harian yang didominasi muthala’ah kitab, nderes hapalan, musyawarah pelajaran, menulis rangkuman, atau menyusun makalah.


Ngantor


Yakni santri-santri yang didaulat menjadi pengurus pondok sehingga harus wira-wiri ke kantor. Bahkan kebanyakan mereka memang menginap sehari-hari di wilayah kantor pondok. Biasanya mereka adalah santri-santri senior yang sudah ‘ngoyot’ (mengakar) di pondok. Mereka sibuk mengurus surat-surat, menerima tamu, mengatur kiriman, menindak pelanggaran, memanitiai acara, dan seabrek tanggung jawab kepesantrenan lainnya.


Manggung


Bagi para santri yang punya bakat kesenian, mereka punya peluang besar untuk jadi seleb di lingkungan pesantren. Mereka kerap tampil dalam acara-acara pondok. Entah lomba, jadi vokalis, penabuh terbang, simakan hapalan, dan sebagainya. Jenis ini biasanya terkenal di seantero komplek dan banyak fans-nya. Biasanya mereka pulang ke pondok bawa berkat atau amplop. Bahkan dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi saat ini, mereka bisa jadi seleb lintas pesantren.


Wiridan


Jenis santri yang punya kecenderungan pada hal-hal spiritual dan mistis. Mereka mengoleksi banyak amalan, juga mempraktikkan beragam bentuk ritual-ritual sebagai sarana olah jiwa. Di malam hari mereka melek untuk shalat sunnah, berzikir sambil memutar tasbih, merapal wirid, mujahadah, atau ziarah kubur. Di siang hari mereka berpuasa, entah Senin-Kamis, Dawud, atau Dahr.


Ndalem


Adalah kegiatan melayani keperluan kiai dan keluarganya di ‘dalem’. Santri bisa mengajukan diri kepada kiai untuk ‘ndalem’. Atau bisa juga kiai yang meminta santri untuk ‘ndalem’. Bahkan ada pula wali santri yang sowan kepada kiai dan memohon agar anaknya diterima untuk ‘ndalem’ saja. Santri ‘ndalem’ sibuk melayani keperluan rumah tangga kiai. Entah memasak, bersih-bersih, nyopir, meladeni tamu, berswah, atau lainnya.


Meskipun kegiatannya ‘hanya’ melayani, tidak hebat seperti ‘ndampar’, tidak mentereng seperti ‘ngantor’, tidak keren seperti ‘manggung’, dan tidak sangar seperti wiridan, justru santri ‘ndalem’ ini bisa dibilang menduduki strata kesantrian tertinggi di lingkungan pondok. Sebab khidmah atau pelayanan bukan sesuatu yang hina bagi santri, melainkan aktivitas luhur yang menjadi salah satu sarana utama mendidik ego dan meraih keberkahan ilmu.


Semua kesibukan di atas menjadi proses belajar santri sesuai 'passion' masing-masing. Setiap kesibukan itu punya 'celah berkahnya' masing-masing. Tentu saja, seorang santri bisa jadi mendobel kesibukan, tapi tetap saja ada yang mendominasi. Kalau ada santri yang rajin ndampar, giat ngantor, lihai manggung, kuat wiridan, dan rela ndalem, bisa diterka kelak dia bakal jadi kiai atau tokoh masyarakat yang sukses melayani umat.


Nah, selain lima jenis itu adalah satu jenis santri lagi. Yaitu ‘santri sok sibuk’. Santri yang kegiatannya gulang-guling tiduran, kongkow di angkringan seharian, ngeluyur tak karu-karuan, dan ribuan ke-sok-sibukan lainnya. Santri model begini semoga masih bisa kecipratan berkah tinggal di pesantren, meskipun cuma numpang tidur dan makan.

Foto: KH. Abdul Hamid Kajoran dalam suatu perjalanan, ditandu oleh santri-santrinya

No comments:

Post a Comment