Karantina 40 Hari Dalam Islam - Santrijagad

Karantina 40 Hari Dalam Islam

Bagikan Artikel Ini
Oleh: Zia Ul Haq

Dalam pengertian modern, 'karantina' berarti mencegah perpindahan orang dan barang selama periode waktu tertentu untuk mencegah penularan penyakit. Tapi tahukah Anda? Istilah 'karantina' (quarantine) berasal dari kata 'quaranta' yang berarti 'empat puluh' dalam bahasa Italia. Maksudnya adalah masa 40 hari isolasi diri.

Ada yang mengatakan bahwa konsep 40 hari ini mengadopsi ide Ibnu Sina tentang pencegahan penyebaran wabah, yang disebut sebagai "Al-Arba'iniyyah" (empat puluh). Entah betul atau tidak, yang jelas umat Islam sudah sangat akrab dengan 'Konsep 40 Hari'.

Ada apa dengan 40 hari?

Nabi Musa beranjak menyendiri ke Gunung Sinai selama 40 malam. Awalnya berjanji kepada kaumnya hanya 30 malam, namun kemudian disempurnakan oleh Allah menjadi 40 malam. Hingga akhirnya mendapatkam wahyu legendaris; Sepuluh Perintah Tuhan.

وَوَاعَدْنَا مُوسَى ثَلَاثِينَ لَيْلَةً وَأَتْمَمْنَاهَا بِعَشْرٍ فَتَمَّ مِيقَاتُ رَبِّهِ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً

Baginda Muhammad menyebutkan bahwa proses perkembangan janin dalam rahim tiap fasenya berlangsung selama 40 hari. Mulai dari pembuahan sperma di sel telur, terbentuknya zigot, janin, sampai ditiupkannya roh. Masing-masing berproses sekira 40 hari.

إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ في بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِينَ يَوْمًا ثُمَّ يَكُونُ في ذلك عَلَقَةً مِثْلَ ذلك ثُمَّ يَكُونُ في ذلك مُضْغَةً مِثْلَ ذلك ثُمَّ يُرْسَلُ الْمَلَكُ فَيَنْفُخُ فيه الرُّوحَ

Beliau juga menyebutkan tentang ganjaran bagi orang yang sanggup shalat berjamaah mulai takbiratul ihram selama 40 hari berturut-turut. Yakni terbebas dari sifat munafik di dunia, dan api neraka di akhirat. Jamaah masjid di kampung Kalibening sini pernah melaksanakan 'tirakatan' semacam ini. Sampai-sampai semua jamaah yang hendak ikut didata. Kalau ada yang belum datang meskipun satu orang, imam belum mulai takbir.

مَنْ صَلَّى لِلَّهِ أَرْبَعِينَ يَوْمًا فِى جَمَاعَةٍ يُدْرِكُ التَّكْبِيرَةَ الأُولَى كُتِبَتْ لَهُ بَرَاءَتَانِ بَرَاءَةٌ مِنَ النَّارِ وَبَرَاءَةٌ مِنَ النِّفَاقِ

Serta ada praktik yang masyhur di antara pengamal tarekat, semisal Qadiriyah maupun Naqsyabandiyah, semisal di Suryalaya ataupun di Popongan. Yakni khalwat (menyepi) selama 40 hari yang hanya diisi ibadah-ibadah tertentu, terutama shalat, zikir, dan puasa. Dengan tujuan untuk membersihkan diri dari debu-debu batin. Bahkan ada ungkapan bahwa ia yang mampu totalitas hanya untuk Allah selama 40 hari, maka mata air hikmah akan memancar dari lubuk hatinya ke permukaan lisannya.

من أخلص لله أربعين صباحًا ظهرت ينابيع الحكمة من قلبه على لسانه

Untuk itulah banyak amalan-amalan anjuran para wali yang baiknya dilanggengkan minimal 40 hari. Sebab jika bisa konsisten selama itu, baru bakal membekas dan terasa pengaruhnya.

Maka jika di saat-saat wabah semacam ini kita dipaksa keadaan untuk berkarantina, jangan sampai karantina itu 'sekedar' untuk menghindari wabah.

Tentu saja untuk kelas macam kita ini tidak harus memutus interaksi sosial secara total. Sebab mungkin Anda harus tetap bekerja menafkahi keluarga, atau punya kelebihan rejeki dan tenaga untuk rutin berbagi dan membantu sesama.

Namun akan lebih bermakna jika dalam masa karantina ini porsi riyadhah ditingkatkan, atau minimal kebiasaan maksiat dihilangkan selama masa karantina. Intinya adalah agar masa karantina ini menjadi kesempatan menyelamatkan diri, baik lahir maupun batin, jiwa dan raga, dunia dan akhirat. Apalagi pas momennya menjelang bulan suci.

Wallahu a'lam.
Kalibening, 13 Sya'ban 1441
Sumber: http://www.ziatuwel.com/2020/04/karantina-jiwa-raga.html?m=1

No comments:

Post a Comment