Banyak orang yang belum mengetahui jasa-jasa ulama ahli tasawwuf dalam bidang ilmu, kalau kita mau mencari tahu, kita akan
menyadari bahwa semua ulama-ulama besar yang pernah ada adalah dari kalangan
ahli tasawwuf. Tidak ada qori yang memiliki sanad Qiraat Sab’ah melainkan
bersambung kepada Ulama Ahli tasawwuf.
Seluruh sanad Qira’at Sab’ah di mesir semuanya bersambung dan bertemu
kepada Syaikhul Islam Zakaria al-Anshori. Apabila semua Qari dan Qari’at
meriwatkan sanad qiroatnya niscaya semua akan kembali kepada Syaikh Zakaria
al-Anshori. Beliau merupakan ulama dari kalangan kaum ahli tasawwuf yang agung
dan beliau juga menulis Syarh kitab ar-Risalah al-Qusyairiyah. Kitab tersebut
berisikan tentang aturan-aturan dalam menjalankan Tasawwuf.
Seluruh
sanad periwayatan kitab-kitab hadits (
al-Kutub as-Sittah) tidak akan sampai kepada mereka ( Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa'i dan Ibnu Majah) melainkan melalui para ulama-ulama ahli tassawuf. Apabila
kita meragukan dan menuduh macam-macam kepada para imam-imam dari kalangan ahli
tasawwuf yang mana mereka telah menyerahkan dirinya untuk berkhidmat
menyampaikan ilmu Allah, mungkin suatu saat nanti kita juga akan meragukan dan
menuduh macam-macam terhadap al-Qur’an dan Sunnah. Sebabnya, semua ilmu bisa
sampai kepada kita tak lepas dari jasa-jasa mereka yang kita ragukan tersebut.
Na’udzubillah, semoga kita terhindar dari perkara tersebut.
Dan
juga, hampir seluruh imam-imam yang menulis syarh kitab-kitab hadist adalah
dari kalangan ahli tasawwuf. Al-Imam Ibnu Hajar al-Asqolani penulis kitab Fath
al-Bari syarh Kitab Shahih Bukhari, Beliau menulis biografi as-Syaikh Abdul
Qadir al-Jailani yang berisikan karomah, kehidupan, perjuangan dan kedudukannya. Al-imam an-Nawawi penulis syarh kitab shahih
Muslim, beliau adalah salah satu diantara yang memiliki hubungan yang erat
dengan kaum ahli tasawwuf. Mereka yang pernah membaca kitab al-adzkar,
at-Tibyan fi adab al-hamalat al-Qur’an pasti akan menemukan bentuk-bentuk ketasawwufan
di dalam kata-katanya. Dalam biografi Imam an-Nawawi diceritakan bahwa pada
akhir hidupnya Beliau tinggal di Damsyiq dan mengajar di Dar al-Hadist,
kemudian seorang faqir yang ahli tasawwuf mendatangi Beliau kemudian
mengatakan, “Wahai Imam, sekiranya engkau setuju, pulanglah segera ke Nawa
karena ajalmu hampir tiba” Imam an-Nawawi mengikuti kata-kata orang sholeh
tersebut dan bergegas menuju Nawa, tidak lama setelah itu Imam Nawawi kembali
ke Rahmatullah pada usia 44 tahun. Dari kisah ini muncul pertanyaan, bagaimana
seorang lelaki faqir yang ahli tasawwuf tersebut mengetahui waktu kematian Imam
nawawi hampir tiba ? apakah dia mengetahui perkara yang ghaib? Perkara ghaib
secara mutlak tidak ada yang mengetahui kecuali Allah swt, tetapi Allah
menunjukkan perkara yang ghaib tersebut kepada siapa saja yang dikehendakinya,
“Takutlah engkau dengan firasat seorang mu’min, karena ia melihat dengan cahaya
Allah.”
Sekarang
kita lihat peran ulama ahli tasawwuf dalam Jihad di jalan Allah, Harus kita
ketahui bahwa semua peperangan yang kita ketahui ketika memerangi musuh yang
datang memerangi muslimin, ketua dan panglimanya adalah seorang imam dari
kalangan ahli tasawwuf.
Siapakah
yang memimpin pembebasan kota Bait al-Maqdis? Siapa yang menjadi penggerak
pembebasan tersebut ? Salahuddin al-ayubi, beliau membina madrasah ahli tasawwuf
di bukit Qasioun Suriah untuk mempersiapkan pejuang-pejuang yang akan
berjuang di jalan Allah dan beliau juga yang mendirikan Kubah di makam Imam
as-Syafi’i.
Begitu
pula dengan Nuruddin Zanki, beliau mendidik orang-orang yang akan berjihad di
jalan Allah dengan mengajarkan ihya ‘ulumuddin. Ini adalah kitab tasawwuf yang
paling agung dan tidak ada satu bab pun yang membahas perihal Jihad. Beliau
sangat mengerti apa sebabnya kaum muslimin mengabaikan jihad, yakni karena kaum
muslimin terlalu mencintai dunia dan takut mati. Seperti apa yang disebut dalam
hadits nabi, al-Wahn. Dengan kitab tersebut beliau mengubah orang-orang yang
terkena penyakit al-Wahn menjadi seorang yang betekad untuk berjihad.
Siapakah
pemimpin gerakan yang memenjarakan Louis IX di al-Mansoura, Mesir? Beliau
adalah al-Imam Abu al-Hasan as-Shadizili, ketika itu beliau sudah berumur 60
tahun dan juga beliau seorang yang tidak bisa melihat. Beliau keluar dari
rumahnya dituntun oleh murid-muridnya kemudian mengangkat panji-panji sambil
berkata, “Jihad Jihad“ kemudian berkumpul semua ulama-ulama yang ada di
sekitarnya seperti sulthan al-’ulama al-Eizz ibn Abdussalam dan banyak lagi
yang lainnya. Mereka semua ambil bagian dalam gerakan Jihad untuk memenjarakan
Louis IX.
Siapakah
yang memimpin gerakan perlawanan askar di tatar pada malam hari untuk
membebaskan askar muslimin ? Beliau adalah Imam ahmad al-Badhawi r.h.m. siapakah yang memimpin gerakan al-Murobitin
di Maghribi (Maroko) saat mengusir penjajah? Mereka adalah dari kalangan ahli tasawwuf.
Siapakah yang mengobarkan semangat jihad di Libya guna membebaskan kaum
muslimin dari penjajah ? Beliau adalah Umar al-Mukhtar, Beliau seorang pengikut
Thariqat Sanusiyyah. Siapakah penggerak gerakan untuk memerangi penjajah di
suriah ? mereka adalah guru-guru tahriqath Naqsyabandiyah dan Syadziliyah.
Siapakah penggerak gerakan untuk memerangi penjajah di Indonesia dan sekitarnya
? mereka adalah guru-guru dari Thariqath Alawiyah.
Mereka
yang mengetahui hal ini ataupun belum. Akan menyadari bahwa sejak zaman dahulu
hingga zaman sekarang dan dari timur sampai ke barat. Mereka akan menyaksikan
bahwa yang mengobarkan panj-panji jihad adalah dari golongan kaum ahli tasawwuf.
No comments:
Post a Comment