Balada Nyantri: "Pinjam Api" - Santrijagad

Balada Nyantri: "Pinjam Api"

Bagikan Artikel Ini
Oleh: Ahmad Mudzoffar*

Kalau dianggap kemah jambore dapat meningkatkan kemandirian, saya rasa mondok adalah kemah setiap hari. Di pondok santri belajar mandiri dengan hidup jauh dari keluarga. Untuk memenuhi segala kebutuhan, mereka harus berusaha sendiri.

Meskipun di pondok sudah ada kantin yang menyediakan makan, sebagian santri lebih memilih untuk menanak nasi sendiri. Selain untuk latihan mandiri, dengan begitu biaya hidup pun bisa terkurangi. Apalagi bagi yang kirimannya pas-pasan, itu sangat membantu demi kelangsungan mondok supaya bisa sampai lulus.

Saya termasuk salah satu yang memilih untuk menanak nasi sendiri. Bersama dengan teman se'nampan', kami membuat jadwal menanak nasi. Karena jumlah rekan nampanan ada lima, maka masing-masing punya jatah menanak nasi lima hari sekali.

Hari itu jatah saya untuk menanak nasi. Pagi setelah sorogan, saya langsung pergi menuju dapur. Di sana terlihat sudah ada Kang Salim sedang duduk menunggui 'liwet'annya.

“Liwet, Kang?” sapa saya.

“Iya,” jawab Kang Salim.

Sayapun melanjutkan mencuci beras dan menanaknya diatas kompor minyak grup nampanan saya yang tidak jauh dari tempat kompor Kang Salim. Berbeda dengannya, saya tinggalkan liwetan saya dan saya lebih memilih kembali ke kamar.

Setelah diperkirakan cukup, saya kembali ke dapur untuk melihat liwetan. Sesampai di dapur terlihat Kang Salim masih duduk menunggui kompornya. Yang membuat saya terheran, kompor Kang Salim sudah terlihat mati, jadi entah sedang menunggui apa dia itu.

“Masih di sini, Kang?”

“Iya.”

“Itu kompornya sudah mati. Nungguin apa lagi?”

“Saya sedang nungguin kompor sebelah. Tadi saya minta apinya untuk menghidupkan kompor saya dan belum izin.” []

No comments:

Post a Comment