Cucu Nabi yang Tidak Membanggakan Nasabnya - Santrijagad

Cucu Nabi yang Tidak Membanggakan Nasabnya

Bagikan Artikel Ini
Suatu malam, saat berthawaf di Baitullah, kulihat sesosok pemuda sedang bergelantungan di kiswah Ka'bah. Ia menggumamkan kalimat-kalimat munajat yang sangat indah. Lalu ia menangis tersedu-sedu, ia merengek sambil terus bermunajat.
Duhai Dzat yang menjawab seruan hamba nan ambruk dalam kegelapan. Duhai Dzat yang menyingkap marabahaya, bencana, dan kepedihan.Telah terlelap kaum di sekeliling Rumah-Mu, lalu mereka terjaga. Sedangkan Engkau, Ya Hayyu Ya Qayyum, takkan pernah tertidur.Hamba menyeru-Mu, duhai Gusti, dengan kesedihan dan kegelisahan. Maka kasihi tangis hamba ini, lantaran hak Baitullah dan al-Haram.Jika kedermawanan-Mu tak bisa diharapkan oleh orang bejat, maka siapa lagi yang bakal mendermai para pendurhaka dengan kemurahan.Duhai muara segala hajat, hamba mengadukan pada-Mu segala marabahaya, maka kasihilah aduanku.Duhai pengharapanku, Engkaulah yang sanggup menyingkap kesusahan hamba. Maka karuniakan ampunan bagi segala dosa, dan kabulkan hajat hamba.Hamba datang pada-Mu dengan amal-amal jelek nan hina. Dan tiadalah di antara manusia yang jahat sebagaimana jahatnya hamba.Apatah akan terbakar hamba dalam api neraka wahai Puncak Asa, maka kemanakah guna harapan dan rasa takut hamba.

Kemudian ia jatuh tersungkur, maka akupun mendekatinya. Tak kusangka, ternyata ia adalah pemimpin para ahli ibadah, Ali bin Husain bin Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhum, cicit Rasulullah shallallahu 'alayhi wasallam. Lalu kuletakkan kepalanya di pangkuanku. Ia membuka matanya yang telah basah,

"Siapa engkau?" ia bertanya.

"Saya pelayanmu, Tuan, al-Ashmu'i," jawabku. Giliranku bertanya, "Apa-apaan semua tangis dan kesedihan ini duhai Tuan. Engkau adalah keluarga Rasul, lahir dari lingkungan kenabian, bukankah Allah Ta'ala sudah berfirman; sesungguhnya Allah menghendaki agar menghilangkan dari kalian kotoran wahai Ahlul Bait, serta menyucikan kalian sesuci-sucinya (Al-Ahzab; 33)?"

Ia menyahut, "Oh tidak! Haihata (waspadalah) wahai Ashmu'i! Haihata!"

"Maksud Anda?"

"Sesungguhnya Allah menciptakan surga untuk mereka yang menaati-Nya, meskipun dari kalangan budak hitam. Ia menciptakan neraka untuk mereka yang mengingkari-Nya, meskipun dari kalangan orang merdeka berdarah Quraisy! Bukankah Allah Ta'ala juga berfirman; Apabila sangkakala ditiup maka tidaklah ada lagi pertalian nasab di antara mereka pada hari itu, dan tidak ada pula mereka saling bertanya. Barangsiapa yang berat timbangan (kebaikan)-nya, maka mereka itulah orang-orang yang dapat keberuntungan. Dan barangsiapa yang ringan timbangannya, maka mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, mereka kekal di dalam neraka Jahannam (Al-Mukminun 101-103)."

_________
*Diterjemahkan oleh Zia Ul Haq dari kitab Alfu Qishah wa Qishah min Hikayatis Shalihin was Shalihat wa Nawadiriz Zahidin waz Zahidat, Hani al-Haj, halaman 300.

No comments:

Post a Comment