Apabila orang tersebut angkuh
terhadap Allah swt maka ia pun jauh dari iklim keimanan terhadap Allah. Maka maksiat
yang dilakukan oleh orang yang seperti ini sama sekali tidak akan mendekatkan
dirinya kepada Allah swt. Maksiat yang dilakukan oleh orang tersebut justru
akan menjadikan dirinya berbangga dengan kemaksiatan yang dilakukannya menjadikan
orang tersebut bergantung pada kemaksiatan dan mencari pembenaran untuk itu. Bagaimanapun
orang-orang terdekatnya, baik itu keluarga, saudara dan sahabatnya berusaha
mengingatkan dan menasihatinya, ia akan menolak dengan keangkuhannya terhadap
mereka. Saya katakan orang yang semacam ini keluar dari Rahmat Allah swt. Karena
kemaksiatan yang dilakukannya tidak menemukan sesuatu yang berbenturan dengannya.
Adapun ketika kemaksiatan itu terjadi di dalam iklim jiwa yang bukan iklim jiwa yang seperti ini (angkuh
terhadap Allah), maka fitrah keimanannya akan tumbuh dan spiritualitas
keagamaanya pun bersinar. Sedangkan kita perlu sadari semua bahwa diantara kita
semua (bukan Nabi) tidak ada manusia yang maksum (terjaga dari segala dosa). Manusia
juga mempunyai Nafsu dan keinginan, yang terjadi ketika seseorang melakukan
kemaksiatan adalah keinginannya berhasil mengalahkan dirinya. Ia pun
tergelincir dan jatuh kedalam kemaksiatan sebanyak satu kali, dua kali, tiga
kali atupun empat kali. Lalu apakah yang
akan terjadi? kemaksiatan yang dilakukannya akan berbenturan dengan iklim
keimanannya. Kemaksiatan tersebut akan berbenturan dengan cahaya keimanannya,
fitrah keagamaannya dan rasa takut kepada Allah swt. Jika terjadi proses seperti
ini dalam jiwa orang tersebut, maka akan muncul kesedihan dan rasa penyesalan
dalam hatinya. Keadaan jiwa seperti inilah yang justru akan mendekatkan mereka
dengan Allah swt.
Bukan kemaksiatan itu sendiri
yang secara langsung dapat mendekatkan pelakunya kepada Allah swt, dan seperti
inilah yang dimaksud oleh Ibn Atho’ilah as-Syakandari yang ada dalam kitab al-Hikam,
yang berbunyi :
“Kemaksiatan yang melahirkan rasa
hina dan penyesalan lebih baik dari ketaatan yang melahirkan rasa bangga dan
angkuh.”
*Ditranskrip oleh santrijagad dari video ceramah Syaikh Said Ramadhan al-Buthi
No comments:
Post a Comment