Oleh: Habib Ali Zainal Abidin al-Hamid, Malaysia
Allah Ta’ala berfirman dalam Al-Maidah ayat 3, “Alyauma akmaltu lakum diinakum (Hari ini Aku sempurnakan untukmu agamamu), wa atmamtu ‘alaykum ni’matii (dan Aku sempurnakan nikmat-Ku ke atasmu), wa rodhiitu lakumul Islaama diinaa (dan Aku ridha Islam sebagai agamamu).” Ayat ini menjadi ‘stempel’ dari Allah Ta’ala. Kenapa (di dalam ayat ini) agama dinisbatkan oleh Allah kepada kamu (diinukum; agamamu)? Kenapa tidak dinisbatkan kepada Allah sendiri?
Sebabnya; karena yang dapat menunjukkan kemurnian agama adalah kamu. Dan yang dapat memperlihatkan keburukan agama (membuat agama nampak buruk) juga kamu. Jadi yang akan menunjukkan indahnya dan hebatnya agama adalah orang Islam sendiri. Sebagaimana akan menunjukkan buruknya agama, meskipun (sebenarnya) agama tersebut tidak buruk. Tapi akan dinampak buruk bila orang Islam melalui perbuatannya yang mengatasnamakan agama dengan cara yang buruk, maka akan dinampakkan agamanyalah yang buruk.
Bukanlah sekarang yang banyak berlaku di negara Barat mengelirukan masyarakat tentang indahnya Islam? Apa katanya? Dibacakan ayat Al-Quran, “Bunuhlah mereka di mana saja kau jumpai mereka.” (QS Al-Baqarah: 191) Begitu dalil Qurannya, tapi ayat-ayat Al-Quran tidak dibahas secara keseluruhan. Padahal di dalam Al-Quran juga Allah Ta’ala berfirman, “Allah tidak melarangmu wahai orang-orang beriman untuk bermuamalah yang baik terhadap orang yang tidak beriman yang tidak memerangimu dan tidak mengusirmu, untuk berbuat ihsan dan berlaku adil terhadap mereka.” (QS. Al-Mumtahanah: 8)
Nah! Bukankah di ayat pertama disuruh bunuh? Begitulah, sebab ia tidak membaca secara keseluruhan. Seperti halnya orang yang membaca ayat, “Celakalah orang yang shalat..” kemudian dia tak mau shalat, padahal ada lanjutannya. Bacalah selengkapnya ayat itu.
Yang terjadi pada umat Islam yang ingin mempertahankan agama, membaca ayat secara sepotong-sepotong. Belajar hanya sekejap lalu maunya menjadi pahlawan bagi agama Islam. Tunggu dulu! Allah merahmati orang yang tahu kadar dirinya itu siapa. Ukur baju dengan badan sendiri. Kalau tahu sedikit saja ilmu, hayati kejahilan dalam dirinya. Jangan mau jadi pahlawan bagi agama (dengan kejahilan), namun ternyata agama melaknat orang yang mendakwa dirinya pahlawan agama (dengan kejahilan). [Zq]
*Habib Ali Zainal Abidin al-Hamid adalah pengasuh Majlis Darul Murtadha, Malaysia. Artikel ini adalah transkrip oleh Santrijagad dari ceramah beliau via video Cocombee.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment