OLEH: KH MAIMUN ZUBAIR
Fitnah itu bermacam-macam, diantaranya maksiat, kemunafikan dan syirik, dan syirik inilah fitnah paling besar. Bermacam-macam fitnah itu akan diperlihatkan satu-persatu kepada hati.
Hati yang melihat fitnah yang ditampakkan kemudian mengingkarinya, maka dalam hatinya akan diberi suatu titik putih yang terang. Sehingga hati yang terang benderang itu tidak akan terpengaruh oleh fitnah apapun selamanya.
Sedangkan hati yang tercampur fitnah dan menerimanya, maka akan timbul suatu titik hitam yang gelap. Sehingga tampak seperti gelas gelap yang tidak transparan, yang tidak menuruti perintah kepada amal kebaikan dan tidak mengingkari kemungkaran kecuali hanya menuruti kesenangannya.
Salah satu hal yang mencegah diri dari melakukan kemaksiatan adalah melupakan kemaksiatan itu, sehingga tidak terbesit maupun terfikir dalam hati. Allah berfirman:
إن الذين يرمون المحصنات الغافلات المؤمنات
“Sesungguhnya orang-orang yang menuduh wanita yang baik-baik, yang lengah/lupa (dari perbuatan zina) lagi beriman…”
Karena itu syariat memerintahkan untuk berpaling dari orang-orang munafik, orang-orang kafir dan orang-orang yang ahli maksiat. Sehingga hati tidak mengetahui apalagi memikirkan kemaksiatan yang dilihatnya. Apabila sudah tidak terbesit angan-angan untuk berbuat maksiat, maka kemungkinan timbulnya maksiat pun akan kecil, bahkan hilang dari hati. [Zq]
*Artikel ini merupakan kutipan pengajian kitab Syajaratul Ma’arif wal Ahwal bersama KH Maimun Zubair di Musholla al-Anwar, Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang Rembang, Rabu Wage 3 Romadlon 1437H/ 8 Juni 2016M ba'da Dluhur. Ditulis oleh Kanthongumur, disunting oleh Santrijagad.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment