Kekaguman Para Filosof Barat terhadap Nabi Muhammad (1) - Santrijagad

Kekaguman Para Filosof Barat terhadap Nabi Muhammad (1)

Bagikan Artikel Ini
Oleh: Dr. Ali Jum'ah al-Azhari 

Dalam peradaban Barat terdapat banyak buku yang membahas tentang Nabi Muhammad saw. dan Islam. Para pemikir dan filosof barat membahas secara mendalam tentang hal ini. Mereka menajamkan perhatiannya pada keagungan Rasulullah saw. yang mulia, mereka kagum pada kepribadian Nabi saw. yang luhur, kebaikan akhlaknya, serta kesucian hidupnya.


Berikut saya kutipkan beberapa pendapat para filosof dan ahli sejarah tersebut. Sejarawan Eropa James A. Michener berkata tentang Nabi Muhammad saw. dalam makalahnya yang berjudul Kepribadian Luar Biasa ia berkata, “ Muhammad dengan kepribadian yang luar biasa telah memperbaharui revolusi di Jazirah Arab dan di semua dunia Timur. Dia telah menghancurkan berhala dengan tangannya, dan mendirikan agama abadi yang mengajak keimanan kepada Tuhan yang Esa.”

Seorang filosof Prancis, Cardiff, berkata, “Sesungguhnya Muhammad adalah Nabi yang menerima wahyu dan beriman. Tidak ada seorang pun yang mampu mencabutnya dari kedudukannya yang tinggi. Sesungguhnya semangat persamaan (egaliter) dan persaudaraan yang dibangun oleh Muhammad di antara anggota umat Islam diterapkan secara nyata, bahkan oleh Muhammad sendiri.” 

Adapun pemikir sekaligus filosof besar asal Rusia Lev Nikolaevich Tolstoy yang kagum dengan ajaran Zuhud, akhlak dan tasawuf Islam, berdecak kagum dengan kepribadian Nabi saw.. Dalam bukunya yang berjudul Siapa itu Muhammad? dia mengatakan, “Sesungguhnya Muhammad adalah pendiri agama dan seorang Rasul. Dia termasuk manusia agung yang mengabdi kepada kemanusiaan dengan pengabdian yang tinggi. Dia sangat layak dijuluki sebagai orang yang memberikan petunjuk kepada umatnya dengan bimbingan menuju cahaya kebenaran, menjadikan umatnya berhasil mencapai ketenangan dan keselamatan, membiasakan kehidupan Zuhud serta melarang mereka menumpahkan darah dan memperembahkan pengorbanan manusia, juga membuka jalan bagi umatnya mencapai kemapanan dan peradaban. Dia adalah pekerja keras. Dia adalah pribadi yang penuh dengan kekuatan. Orang sepertinya pantas dimuliakan dan diagungkan.”  

Di antara mereka adalah seorang filosof ternama dari Inggris, Thomas Carlyle (1795-1881 M). Dalam bukunya, Al-Abthal wa ‘Ibadatul Buthulah atau Heroes and Heroworship  (Para Pahlawan dan Dedikasi Kepahlawanannya), ia membicarakan Muhammad secara khusus dalam satu bab yang berjudul Kepahlawanan dalam Diri Seorang Rasul: Muhammad –Islam. Dalam bab ini dia memasukkan nama Muhammad saw. sebagai orang pertama dari tujuh tokoh yang diagungkan oleh sejarah. Carlyle membantah sangkaan para fanatik Kristen dan kafir seputar Nabi Muhammad saw.. Dia berkata, “ Orang-orang fanatic dari agama Nasrani dan kafir (Mulhidun) beranggapan bahwa Muhammad tidak menginginkan dari apa yang iya lakukan melainkan popularitas pribadi dan kemuliaan kekuasaan. Tidak, demi Allah, sekali-kali tidak demikian ! sesungguhnya di dalam jiwa lelaki itu yang merupakan anak padang pasir, yang kedua kelopak matanya berbinar dan berjiwa besar, yang penuh rasa belas kasih, kebaikan, hikmah dan kebijakan terdapat pikiran-pikiran yang jauh dari ambisi kekuasaan dan keangkuhan. Bagaimana tidak, padahal dia adalah jiwa besar yang pendiam dan seorang yang berasal  dari orang-orang yang tidak dapat berbuat kecuali dengan penuh keikhlasan dan keseriusan. Sementara kamu lihat orang-orang lain rela dengan istilah dusta, mereka berjalan sesuai dengan anggapan-anggapan palsu di saat kamu melihat Muhammad tidak pernah rela berselimut dengan kebiasaan dusta dan berlumur diri dengan kepalsuan-kepalsuan baru. Dia adalah orang yang ikhlas dan Mulia.”

Setelah memaparkan analisisnya dan penafsiran terhadap keagungan Nabi umat Islam serta ajarannya yang luhur, Carlyle berkata, “Sesungguhnya diriku sungguh mencintai Muhammad saw. karena dia terbebas dari sifat Riya’ dan sikap yang dibuat-buat.”

Seorang orientalis Amerika, Edward R., berkata, “Muhammad saw datang ke dunia dengan membawa risalah Tuhan yang Esa dan Mahakuasa, untuk mengeluarkan manusia dari kegelapan kepada cahaya terang. Maka terbitlah fajar baru yang menyingsing di cakrawala. Pada hari itu lelaki pembaharu yang agung kembali, yaitu Muhammad. Ia tidak pernah sepi dari keadilan dan kemerdekaan. Datang wahyu dari Allah swt. kepada utusan yang mulia ini. Maka Hujjah-hujjah akal yang luhur membuka seluruh mata kaum jahiliyah; sehingga menjadi bangkitlah orang Arab. Pada saat itu mereka benar-benar tertidur dalam kegelapan penyembahan yang menyesatkan.”

Seorang sastrawan dan filosof Prancis Alphonse de La Martaine berkata, "Sesungguhnya selama tiga belas tahun Muhammad memiliki keteguhan dalam menyampaikan dakwahnya di tengah-tengah musuh-musuhnya yang tinggal di penjuru Makkah, di tengah penduduk Makkah. Dia amat teguh, berani, sabar terhadap segala hal yang menimpanya dari para penyembah berhala dan bertahan dalam menyebarkan misinya. Dia berperang bersama pasukan yang lebih sedikit jumlahnya dari pasukan musuhnya.  Fokus perjuangannya adalah mengangkat kalimat Tauhid dan membangun dasar pondasi akidah yang murni, bukan untuk membuat negara dan mendirikan koloni. Itu semua menjadi dalil bahwa dalam diri Muhammad ada keyakinan yang teguh, keyakinan yang benar untuk membebaskan manusia dari kegelapan yang hina. Keyakinan yang menyesaki hatinya inilah yang memberikan kekuatan kepadanya untuk menegakkan kembali kehidupan akal yang agung dan hujjah yang kuat, mematikan tuhan-tuhan yang palsu, menundukan tuhan-tuhan yang batil, membuka jalan baru untuk memikirkan urusan-urusan mereka. Dia mengembalikan manusia kepada akal. Dia penyebar keyakinan yang memerdekakan manusia dan dia pula pendiri agama yang tidak ada keberhalaan di dalamnya." [Akhmad Syofwandi]

No comments:

Post a Comment