Tiga Puluh Tahun Meng-Istighfari satu Ucapan Alhamdulillah - Santrijagad

Tiga Puluh Tahun Meng-Istighfari satu Ucapan Alhamdulillah

Bagikan Artikel Ini
Diambil dari Buku Akhlak Para Wali karya Habib Naufal Alaydrus



Pada suatu hari syeikh Sirri Assaqati berkata:

“Sudah tiga puluh tahun aku beristighfar, memohon ampun kepada Allah atas satu ucapan Alhamdulillah yang pernah kuucapkan.” Ketika ditanya, bagaimana kisahnya. Beliau Menjawab:

“Suatu hari, saat terjadi kebakaran di kota Baghdad, seseorang menemuiku sembari berkata, Tokomu selamat! Seketika kuucapkan  Alhamdulillah. Sejak saat itu hingga hari ini, selama 30 Tahun, aku menyesali ucapan Alhamdulillah tersebut, karena aku merasa senang dengan selamatnya  tokoku dan lupa akan musibah yang menimpa muslim yang lain.”

Mengucap kalimat syukur ketika selamat dari musibah tidaklah dilarang di dalam agama, bahkan dianjurkan, hanya saja, ketika terjadi musibah yang menimpa orang banyak, Islam mengajarkan kita untuk beradab ketika mengucap kalimat syukur tersebut. Ketika mengucapkan kalimat syukur tersebut seyogyanya diucapkan perlahan sehingga tidak terdengar oleh orang lain yang sedang mengalami musibah. Jika kalimat syukur tersebut terdengar olehnya, maka akan menambah beban hati ornag tersebut. Ia akan semakin sedih, ketika mengingat orang lain yang selamat dari musibah itu. Rasulullah saw. mengajarkan kepada kita untuk mensyukuri nikmat Allah, akan tetapi juga mengajarkan agar kita menjaga hati orang lain yang sedang mengalami musibah.

Ucapan syukur Syeikh Sirri diatas tidaklah salah, hanya saja sebagai seorang yang berhati lembutdan berjiwa suci, beliau merasa bahwa dirinya hanya memikirkan dirinya sendiri dan tidak memikirkan nasib muslim yang lain. Beliau menyesal, mengapa pada saat itu hatinya hanya memikirkan dirinya. Demikanlah kaum sholihin, setiap saat mereka meneliti keadaan hatinya. Setiap saat mereka memperbaiki diri. Sesuatu yang menurut kita bias, bagi mereka itu adalah dosa yang luar biasa. [Akhmad Syofwandi]