Para Teroris Adalah Voldemort dalam Islam - Santrijagad

Para Teroris Adalah Voldemort dalam Islam

Bagikan Artikel Ini
Oleh: Beben al-Azhari

Tulisan ini tentang mereka yang selalu membuat kekacauan dengan mengebom rumah ibadah. Jangan sampai mereka menjadi mayoritas. Masih sedikit saja mereka sudah berani, apalagi banyak. Jangankan yang lain agama, orang seagama, bahkan ulama pun disasar oleh binatang yang mengaku beragama itu.

Dalam Fiqh al-Hubb karya syaikh Ali Gomma, beliau mengutip satu hadist

"الخلق كلهم عيال الله وأحب خلقه إليه أنفعهم لعياله"

"Semua makhluk itu keluarga Allah. Dan yang paling dicintai oleh Allah adalah mereka yang paling memberi kemanfaatan kepada keluarganya."

Syaikh Ali mensyarah

الخلق تدل على العموم، وتشمل الإنسان والأكوان وتشمل المسلم وغير المسلم الطائع والعاصي

Makhluk menunjukkan makna umum. Berarti mencakup manusia, alam semesta. Juga mencakup muslim dan non muslim. Baik yang taat maupun yang pendosa.

Syaikh Magdi Asyur mengatakan:

إذا كان المصطفى يرحم العصاة وهو من المعصومين؛ فكيف لا يرحمهم من لا يمر يوما وهو من المذنبيب

Apabila baginda nabi Muhammad yang maksum mengasih sayangi para pendosa. Bagaimana mungkin seseorang yang masih bertabur dosa tidak mengasih sayangi mereka.

Turut berduka atas kejadian di Surabaya dan dibunuhnya 5 orang polri oleh manusia yang tak pantas disebut manusia.

ياأيها الشهداء إن الجنة # قد فتحت أبوابها طبتم بها

Wahai para syuhada sesungguhnya surga telah terbuka pintu-pintunya. Selama menikmati surga. Rahimahullah.

"Jangan sampai mereka menjadi mayoritas!" Ucapnya bergetar. Salah satu senior mengabarkan kepada kami tentang kekhawatiran yang melanda Indonesia: Radikalisme.

"Kalau satu orang dari mereka saja berani memberhentikan ratusan orang-orang yang sedang merayakan maulid, bagaimana jika mereka dalam keadaan mayoritas?!

Dalam sebuah acara, syaikh Ali Jum'ah menyampaikannya sebuah hadist:

"Sungguh sesuatu yang paling aku takutkan adalah orang yang diberi Alquran, dan dia merasa paham dengannya. Kemudian dia melontarkan "musyrik" kepada sesama muslim."

Dan benar, kekhawatiran itu terjadi. Sayyidina Ali jatuh di tangan orang yang menghafal Alquran. Adalah Ibnu Muljam, setelah membunuh sayyidina Ali berkata: "Alhamdulillah."

"Mereka mengacaukan agama. Mengacaukan masyarakat dan kaum muslim. Mereka menyampaikan hadist Rasulullah, sedang Rasulullah saw. berlepas diri dari mereka. Ini musibah zaman sekarang!" Dauh Ulama kelahiran Bani Suef tersebut.

Bu Khafifah Indar Parawansa pernah bercerita ketika di dalam sebuah taxi:

"Salah seorang pernah berkata kepada saya: Bu, saya ingin mengebom!" Beliau terkejut. Lantas bertanya:

"Kenapa?"

"Saya ingin mensyafa'ati keluarga saya!" jawabnya mantap. Bu Khafifah binggung. Namun tetap rileks.

"Ibu tahu!" orang itu menambahkan. "Orang yang hafidz, hafal Alquran hanya mampu mensyafa'ati 10 orang keluarganya. Tapi orang yang berjihad di jalan Allah (maksudnya ngebom) dapat mensyafa'ati 50 orang dari keluarganya!" Mensos jaman Jokowi itu semakin heran. Entah pemahaman seperti itu bersumber dari mana.

Cerita ini benar-benar mengkhawatirkan, Kang! Kita harus mengakui bahwa ada beberapa orang yang juga berpendapat demikian.

Tulisan syaikh Ahmad Umar Hasyim dalam kitab Al-Azhar Fî Muwajahati al-Mafâhim al-Maghluthah.

"Islam berlepas diri dari orang-orang yang menggenjatkan senjata atas ummat. Rasulullah saw. bersabda: "Barangsiapa yang menggenjatkan senjata, maka dia bukan dari golonganku."

Syaikh Gamal Faruq pernah berkata bahwa asas muasal fitnah zaman sekarang adalah dari mereka. Karena, mereka tidak punya adab. Mudah mengkafirkan, memusyrikkan, membid'ahkan ulama-ulama yang telah dipegang oleh mayoritas muslim di seluruh dunia. Membenturkan ulama dengan Nabi. Dengan slogan memuakkan "Mau ikut Nabi atau Imam Syafi'i?!"

Lalu apa relasinya dengan Voldemort?

Ya, sebagaimana sudah diketahui Voldemort adalah tokoh yang ada dalam film Harry Potter. Nama aslinya Tom Riddle. Sifatnya antara lain: merusak, merasa dirinya benar, ingin menang sendiri, membunuh siapa saja yang dianggap musuh. Sampai-sampai orang enggan menyebut namanya karena dari saking buruknya peringai yang dimiliki. Voldemort tidak sendirian. Ia memiliki pengikut yang bernama Death Eater. Sifat pengikutnya juga tak jauh beda. Sering membuat masalah. Sering menyerang yang tak sepaham. Sering memberontak.

Ya, meski Voldemort sendiri adalah tokoh fiksi. Telah meninggal di episode terakhir, Deathly Hallows II setelah duel dengan Harry Potter. Namun keberadaannya di dunia nyata kayaknya dia masih ada, bahkan akan terus ada. Radikalisme adalah Voldemort dalam Islam yang telah merenggut jutaan nyawa orang-orang. Mengebom masjid. Meledakkan diri di makam ulama karena menganggapnya syirik yang harus dihancurkan. Gampang memunafikkan orang muslim.

Salah seorang kiai pernah berdauh kepada orang Inggris yang kebetulan non Muslim:

"Sumber masalah ya dari mereka!"

"Kok bisa, Kiai?" Ia nyaut.

"Lah kalau saya saja dikafirkan, apalagi kamu."

Jalan terbaik untuk menghadang pemikiran mereka adalah dengan cinta. Sebagaimana dauhnya Kiai Jalaluddin Rumi: "Banyak jalan menuju Tuhan. Dan aku memilih cinta."

___
Madinah Nasr, 18 Juli 2017.

No comments:

Post a Comment