Kita semua tidak akan pernah
lepas dari sabda Nabi:
كلكم راع وكلكم مسئول عن رعيته
“Setiap dari kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban.”
\
Dan anda sekalian adalah
pemimpin, pemimpin bagi keluarga kalian sendiri. Sejauh mana anda sekalian
mendidik anak dan sejauh anda sekalian memimpin anak, kelak di akhirat, akan dimintai
pertanggungjawaban.
Padahal, setiap anak itu terlahir
dalam keadaan Iman, bagaimana cara mendidik orangtuanyalah yang menjadikan anak
tersebut Yahudi, Nasrani, hindu, buddha dan sebagainya. Dan juga, anak
merupakan tabungan kita kelak, di akherat.
إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
"Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh”
Sedekah jariyyah, seperti
misalnya anda sekalian membantu pembangunan madrasah dan membantu pendidikan
islam. Hal seperti itu akan membuat anda sekalian mendapat kiriman pahala
meskipun anda sekalian sudah meninggal dunia. Ilmu yang bermanfaat, misalnya
anda sekalian mengajari al-Qur’an, sampai 600 tahun setelah anda sekalian
meninggal dunia, anda sekalian masih akan mendapatkan kiriman pahala.
Anak sholeh yang mendoakan orang
tuanya, seorang anak tidak akan mungkin bisa menjadi anak yang sholeh kalau
tidak diajarkan mengaji ( menuntut Ilmu), selain itu juga, pergaulan anak
harus bener-bener dijaga dan berkumpulnya anak dengan siapa saja harus diawasi. Ada sebuah perkataan dari seorang filsuf
islam, “Berkumpulnya orang-orang baik dengan orang-orang yang jahat itu
bagaikan bara yang dibenamkan ke dalam abu, bukan abu-nya yang ikut menyala akan
tetapi bara-nya yang akan padam.” Bukan yang jelek yang akan mengikuti yang
baik, tetapi yang baiklah yang akan mengikuti yang jelek. Oleh karena itu,
harus sangat berhati-hati.
Mbah sepuh Lirboyo itu, suatu
kali pada saat zaman babat alas pondok lirboyo, ada seorang anak dari
desa-bukan santri-yang bermain di halaman rumah Mbah sepuh, kemudian bercampur
dengan putra dari mbah sepuh. Melihat itu, Mbah Sepuh memanggil anak tersebut,
anak tersebut diberi uang. kemudian Mbah sepuh berkata, “Sana pulang ke
rumahmu, kamu dicari orang tuamu.”Tidak
boleh bercampur dengan putera-puteranya. Saya mendapatkan cerita ini dari Ibu
saya.
Karena begitu besarnya pengaruh
pergaulan, maka harus bener-bener diawasi. Kalau memang yang diajak kumpul itu
yang baik, maka akan bertambah kebaikannya, kalau yang jelek harus segera dipisahkan.
*Ditranskrip dari video ceramah Gus Maksum
Hal-hal seperti ini yang wajib diketahui oleh orang tua maupun pemuda/i yang akan menjalani rumah tangga. sangat bermanfaat
ReplyDeletePengawasan memang perlu diimbangi dengan edukasi agar anak juga mengerti apa yang baik dan benar
ReplyDelete