Habib Umar: Kenapa Menunda Menikah Jika Sudah Mampu? - Santrijagad

Habib Umar: Kenapa Menunda Menikah Jika Sudah Mampu?

Bagikan Artikel Ini
OLEH: HABIB UMAR BIN HAFIDH
Sangat mengherankan melihat kebudayaan Barat mengajak kita untuk menunda pernikahan. Mengapa? Bukankah Allah mensyariatkan pernikahan untuk menuntaskan hajat? Dan ketika ada hajat, kenapa harus menunda?
Alasan ekonomi? Ekonomi macam apa yang kalian maksud? Apakah kalian tidak paham bahwa kami justru menggalakkan hakikat ekonomi? Yakni dengan memanfaatkan sumber daya yang dianugerahkan kepada kami sebaik mungkin. Dan kami menutup pintu rapat-rapat agar kalian tidak mengeksploitasi kami tanpa membawa faedah, agar keburukan dan kerusakan tidak menjangkiti masyarakat kami.
Habib Umar saat rihlah ilmiyah di Al-Azhar, Kairo

Mereka menyuarakan untuk menunda pernikahan karena kemapanan ekonomi, tetapi tidak melarang ketika kau mengeluarkan hartamu secara boros dan konsumtif. Entah itu pengeluaran untuk nonton di bioskop hingga belanja busana menuruti mode.

Padahal itu semua bisa digunakan untuk memodali berkeluarga dengan taraf kehidupan yang cukup. Yakni sebatas kebutuhan pokok bisa terpenuhi secara sempurna. Asalkan tidak terlena untuk menghamburkan uang demi penampilan yang menipu dan gaya hidup yang omong kosong. Menghabiskan sekian ratus ribu untuk selembar kain yang tidak menambah keindahan kecuali hanya untuk menuruti arus mode. Kau persilakan hal-hal seperti itu, tetapi untuk urusan pernikahan kau bilang jangan? Kau bilang; jangan buru-buru, darimana kau nanti dapatkan rizki?

Permainan macam apa ini dengan membolak-balik makna ekonomi? Padahal menunda pernikahan bagi mereka yang sudah mampu adalah keburukan dan berbahaya bagi mayarakat. Selain mempropagandakan penundaan terhadap pernikahan, mereka juga membuka lebar-lebar pintu tipuan dengan memamerkan kecantikan, mengeksploitasi aurat, menyebarkan gambar-gambar telanjang.

Sampai-sampai di dalam periklanan, perusahaan besi atau perusahaan semen yang tidak ada kaitannya dengan urusan kewanitaan justru mengeksploitasi aurat wanita sebagai model dengan pose yang sengaja dibuat-buat untuk memancing syahwat. Permainan macam apa itu?

Seakan-akan sistem ini mengatakan; tundalah pernikahan dan sebarkanlah syahwat! Ini adalah nasehat dari musuh-musuhmu. Apakah mungkin musuh mau menasehatimu kalau bukan untuk menjerumuskanmu?

Nasehat sebenar-benarnya adalah yang disampaikan oleh Baginda Muhammad, yang Al-Quran diwahyukan melalui beliau. Apa nasehat beliau? Ada tiga perkara yang jangan engkau tunda; shalat jika telah tiba waktunya, dan perempuan jika telah dilamar oleh yang sekufu, dan jenazah untuk dikuburkan. Jangan tunda lagi!

Putri yang sangat beliau cintai, Fathimah az-Zahra, dinikahkan pada usia 15 tahun dengan Ali bin Abi Thalib yang berusia 20 tahun. Apakah ini pernikahan dini? Adakah yang salah dengan sikap Nabi ini? Dengan siapa kita mengambil nasehat dan kepada siapa kita mengikut? Padahal sudah jelas, bahwa sesungguhnya ada pada diri Rasulullah teladan yang baik, ditimbang dari sisi fitrah,biologis, psikologis, moral, hingga sosial.

Maka tidak ada alasan untuk menunda pernikahan bagi lelaki maupun wanita kecuali hanya akan membuka pintu keburukan.

Kalian digiring (oleh gaya hidup Barat), agar jangan menikah dulu setelah lulus kuliah kecuali setelah lanjut kuliah lagi. Begitu seterusnya sampai lulus magister, hingga ditunda sampai lulus doctoral. Setelah lulus bergelar doktor digiring lagi, nanti saja menikahnya, tunggu hingga mapan bisa menjamin diri, membangun rumah, mendapat pekerjaan dengan gaji yang besar, dan maa depan terjamin. Barulah nanti ketika sudah tua, banyak kesulitan dan penyakit yang tidak bisa diatasi sendirian, maka menikahlah.

Begitulah ‘nasehat’ mereka. Maka kita katakan; ya, baik sekali nasehat kalian itu tapi biarlah kami dengan cara kami sendiri, tak usah kalian sodorkan kepada kami apa yang sudah menjangkiti kehidupan kalian. Semoga Allah menjaga akal dan agama kita. Semoga apapun yang Allah telah tetapkan atas kita, Allah tetap menjaga akal dan agama kita. Karena bila Allah kehendaki keburukan suatu perkara, akan dicabutlah akal dari orang-orang pintar sehingga mereka berkelakuan seakan-akan tidak berakal. Semoga Allah menjaga kita semua dari fitnah (cobaan) baik yang lahir maupun batin. [Zq]

*Sumber: video pengajian Habib Umar bin Hafidh, ditranskrip oleh Zia Ul Haq.

No comments:

Post a Comment