10 Fakta Tentang Ka’bah (1-5) - Santrijagad

10 Fakta Tentang Ka’bah (1-5)

Bagikan Artikel Ini
SANTRIJAGAD ~ Sambungan dari artikel sebelumnya: 10 Fakta Tentang Ka’bah (6-10). Setelah mengetahui bahwa Ka’bah dahulu pernah warna-warni dan terbuka untuk umum dua kali seminggu, nah ini dia faka-fakta lainnya;

5. Berenang sambil thawaf

Pernah melihat Ka’bah kebanjiran? Ya, ini dia gambarnya. Momen ini terjadi pada tahun 1941, dan tentu saja jamaah yang ingin berthawaf harus berenang atau memakai perahu mengitari Ka’bah. Dan peristiwa ini juga pernah terjadi pada masa-masa sebelumnya, meskipun memang sangat jarang.
Ka'bah kebanjiran pada 1941 M
Hal ini terjadi karena posisi Ka’bah memang berada di dasar lembah. Artinya, ketika terjadi hujan deras (yang sangat jarang terjadi di wilayah ini), maka wilaya Ka’bah pun menjadi tempat berkumpulnya air. Maka terjadilah banjir.
Permasalahan ini kemudian mulai bisa diatasi setelah masuknya teknologi drainase modern. Maka kemungkinan besar, kita tidak bisa lagi melihat pemandangan Ka’bah yang terrendam banjir atau orang-orang berenang maupun menaiki rakit untuk thawaf. Hari ini, meskipun  hujan lebat, wilayah Ka'bah tidak sampai terrendam tinggi, lihat videonya;
4. Apa isi di dalam Ka’bah?
Jutaan orang penasaran, apa sebenarnya isi di dalam Ka’bah? Bahkan orang yang pergi haji pun tidak bisa menebak-nebak apa yang ada di dalamnya?

Pada masa jahiliyah dahulu memang Ka’bah diisi dengan berhala-berhala utama sesembahan kaum kafir Quraisy. Hari ini, Ka’bah didasari dengan marmer, dan tirai hijau yang menuupi bagian atapnya. Di bagian dinding, tertera prasasti yang menorehkan sejarah renovasi Ka’bah dari masa ke masa. Di dalam Ka’bah ini, kita bisa shalat menghadap kemanapun. Ini dia videonya;

3. Ada dua Ka’bah!
Ini berkaitan dengan keimanan. Namun kita bisa juga membuktikannya –kalau sanggup- melalui sains maupun mukasyafah. Namun bagi kita, kiranya cukuplah informasi yang disabdakan oleh Rasulullah, bahwa jauh ‘di atas’ Ka’bah ada tempat serupa bernama Baitul Ma’mur, di tempat ini 70.000 malaikat melaksanakan shalat. Rasulullah saw. menyaksikannya saat perjalanan Mi’raj.

2. Hajar Aswad pecah

Pernah bertanya-tanya mengapa ada logam perak membungkus Hajar Aswad? Di abad pertengahan, terjadi kerusuhan di Masjidil Haram yang didalangi orang-orang Qaramithah dari Bahrain. Mereka menuduh bahwa ibadah haji ialah khurafat, tentu saja ada agenda politik di belakangnya. Mereka membunuh puluhan ribu jamaah haji dan melempar jenasah mereka ke sumur Zamzam.

Mereka juga merampas Hajar Aswad dan membawanya ke bagian timur Arab, kemudian ke Kufah di Irak sebagai ‘tawanan’ untuk ditebus. Namun Hajar Aswad berhasil direbut kembali oleh pemerintah Abbasiyah saat itu. Hajar Aswad kembali ke Ka’bah dalam keadaan tidak utuh, sudah berupa pecahan-pecahan dan harus disatukan dengan wadah perak sebagai pembungkusnya.

1. Ka’bah tidak berbentuk kotak

Terkejut? Ya, pasti ini mengejutkan. Memang dahulu Ka’bah tidak berbentuk segi empat seperti sekarang. Bentuk asli Ka’bah ialah semi-lingkaran sebagaimana bentuk Hijir Isma’il.

Ketika Ka’bah direnovasi beberapa tahun sebelum Nabi Muhammad menerima wahyu pertamanya, kaum Quraisy sepakat agar biaya untuk membangun kembali Ka’bah yang rusak harus berasal dari harta yang betul-betul halal. Tidak boleh berasal dari perbuatan yang ‘tercela’, semisal hasil perjudian, penjarahan, prostitusi, dan semacamnya.

Sangkin tercemarnya kehidupan sosial masyarakat saat itu, harta yang terkumpul pun tidak cukup. Padahal kota Mekah saat itu sangat makmur dengan lalu lintas perdagangannya. Meski begitu, orang-orang masih menyadari pentingnya membangun kembali Ka’bah dari harta yang betul-betul bersih.

Maka, dengan biaya terbatas, mereka mulai membangun kembali Ka’bah, namun tidak sepenuhnya. Tidak seluruh bagian Ka’bah sanggup mereka bangun kembali. Sebagai gantinya, mereka membangun kembali Ka’bah dalam bentuk segi empat, dan membangun tembok sederhana yang lebih pendek untuk menandai bentuk asli Ka’bah, tembok itu disebut ‘Hijir Isma’il’. Maka bagian di dalam tembok Hijir ini juga terhitung sebagai bagian dalam Ka'bah, dan termasuk tempat mustajab untuk berdoa.

Pada akhir masa kehidupannya, Rasulullah berniat untuk membangun kembali Ka’bah sesuai bentuk aslinya, namun beliau wafat sebelum cita-cita ini terpenuhi. Hingga hari ini, Ka’bah masih berbentuk sama seperti yang disaksikan Rasulullah terakhir kali.

Demikian sepuluh fakta tentang Ka’bah yang perlu kita ketahui. Ka’bah menjadi titik penghubung umat Islam sedunia, juga menjadi penghubung antara kita di alam dunia dengan Baitul Ma’mur yang menjadi kiblat para malaikat. Dengan mengenal sejarah Ka’bah inilah kita bisa memaknai kembali ikatan antara kita dan semesta raya. [Zq]

*Sumber: muslimmatters.org

1 comment: