Dalam sebuah acara Al-Habib Ali al-Jufrie mendapatkan
pertanyaan dari pembawa acara tentang Kondisi remaja pada zaman sekarang, yakni
banyak remaja zaman sekarang yang rajin sholat tapi tetap melakukan
kemaksiatan, seperti berciuman, browsing di internet melihat konten dewasa.
Jawaban dari Habib Ali al-Jufri sebagai berikut :
Perkara ini sudah diketahui oleh orang banyak, tentang ujian
yang melanda remaja sekarang ini. Aku kabarkan berita gembira kepada para
remaja. Rasa penyesalan yang ada dalam diri mereka merupakan pertanda bahwa
mereka kalah dalam ujian. Kemudian ingin kembali kepada Allah, kemudian kembali
ke perbuatan yang lama, kemudian ingin kembali lagi kepada Allah. Hal tersebut merupakan
kabar gembira buat mereka, karena hal tersebut merupakan pertanda masih ada
iman yang kuat di hati mereka. Mereka sangat mencintai Allah, sejauh mana
mereka mencintai Allah, ketahuilah bahwasanya Allah juga mencintai mereka.
Allah mencintai mereka dan mereka juga mencintai Allah. Demi Allah, wahai
saudaraku, Jika Allah tidak mencintai kamu, Dia tidak akan meletakkan rasa
penyesalan ke dalam hatimu. Perasaan seperti itu adalah perasaan yang kita
rasakan saat kita terjerumus dalam kemaksiatan dan lalai kepada Allah. Bentuk perasaan
sepert itu adalah pertanda cahaya iman, disini
cahaya keimanan itu ada. Tetapi, cahaya iman membutuhkan penjagaan sebelum
angin memadamkannya. Yang memadamkan cahaya keimanan adalah tekad untuk
melakukan perbuatan maksiat. Melakukan sebuah tindakan kemaksiatan itu membahayakan.
Tapi apakah yang lebih membahayakan dari maksiat itu sendiri ? yaitu terus
menerus melakukan maksiat. Menggampangkan perbuatan maksiat, dengan berkata, “Allah maha pengampun.” kemudian kembali lagi melakukan maksiat. Menganggap
ringan dan remeh terhadap maksiat yang dilakukan diri sendiri itu sangat
berbahaya. Hal tersebut merupakan
pertanda cahaya iman mulai meredup.
Menggampangkan maksiat dan terus-menerus dalam kemaksiatan bersamaan
dengan itu merasakan putus asa terhadap Allah, seraya berucap, “ Aku ini tak
punya kebaikan.”, “Zaman sekarang susah
untuk berbuat baik.”, “aku sudah 15 kali, 20 kali bertaubat tapi kembali lagi
kepada maksiat.” Rasulullah bersabda, “ Tidaklah dipanggil sebagai seorang yang
melakukan kemaksiatan dari kalangan orang yang beristighfar, meskipun dia
kembali kepada maksiat 70 kali.” Jika syaitan saja tidak pernah putus asa untuk
memasukkanmu ke dalam neraka, bagaimana mungkin kamu mau putus asa masuk ke
dalam surga ? maka pada setiap kali kamu terasa bahwa syaitan menguasai kamu
dan syaitan telah merampas kehormatanmu, pulanglah kerumah kemudian berwudhu,
sholatlah 2 roka’at dan dalam sujud berucaplah,
“Ya Tuhan, diriku menjadi sangat dekat dengan Engkau ketika
sujud, tetapi aku mengadu pada-Mu dengan segenap jiwa dan ragaku. Dan aku
memohon kepada-Mu, bawalah hatiku serta diriku ini kepada-Mu sehingga aku dapat
merasakan kenikmatan bersama denganMu hingga aku berpisah dengan maksiat ini.”
Berdoalah kepada Allah dengan cara yang mampu kau ungkapkan,
berdoalah kepada Allah dengan apa yang kau pahami. Mengadulah tentang dirimu
kepada Allah, letakkan dan taruhlah dirimu di hadapan Allah. Ketahuilah!
apabila engkau melakukan itu semua dengan penuh penyesalan, kejujuran serta
tekad yang kuat untuk tidak mengulanginya lagi. Selesai kamu melaksanakan
sholat, Allah sudah mengampuni dosa-dosamu. Kemudian, setelah itu untuk mu ada
beberapa kewajiban, sejauh mana kau dimuliakan Allah dengan pengampunan-Nya.
Hendaklah kamu ambil langkah-langkah pencegahan. Apakah yang membuatmu
melakukan dosa ? orang-orang yang melakukan dosa adalah mereka yang berbuat
jahat dan memudahkan seseorang berbuat jahat. Menjauhlah dari mereka, bukan
dengan kesombongan. Namun dengan niat menjaga dirimu. Kewajiban yang
ditinggalkan, coba kau laksanakan. Sesuatu yang salah kau pahami tentang islam,
coba kau ubah. Bersungguh-sungguhlah dengan diri kamu. Allah telah berjanji
dalam firman-Nya dan Allah tidak pernah mengingkari janji-Nya:
“Dan mereka yang bersungguh-sungguh menuju jalan-jalan kami,
niscaya kami akan tunjukan jalan-jalan kami.”
Allah telah berjanji, jika kamu sungguh-sungguh kepada
Allah, Allah akan tunjukan jalan-Nya. Jika kau jatuh kembali ke dalam dosa,
lalu kau kembali lagi bertaubat kepada Allah, dan ketahuilah bahwasanya kamu
sedang berjihad di jalan Allah. Ketahuilah pula bahwa dosa-dosa kamu berubah
menjadi pahala, tapi dengan syarat jangan kamu jadikan perkara taubat ini
perkara yang main-main. Engkau ingin kembali melakukan kemaksiatan, kemudian
engkau berkata bahwa ini haram. Kemudian engkau berkata, “ lakukanlah
kemaksiat, baru setelah itu kamu bertaubat kembali.” ucapan ini adalah ucapan
yang main-main, bukan seperti itu. Tetapi, yang dimaksud adalah engkau sudah
mencoba untuk menghindar dari kemaksiatan, tiba suatu saat kau kalah dan
terjerumus melakukan kemaksiatan, kembalilah kepada Allah. Allah sangat gembira
terhadap kembalinya kamu kepada-Nya.
Dan aku akhiri kalimat ini dengan sebuah hadist Nabi saw. Hadist
ini sangat mengembirakan hati wahai saudaraku semua. Diriwayatkan dari Nabi
Muhammad saw, ini hadits shahih,
“Apabila seorang hamba berbuat dosa kemudia bertaubat dan
memohon ampun. Allah berfirman kepaada malaikat-Nya,”Wahai malaikat, lihatlah
hambaku ini, dia berdosa kemudian dia bertaubat dan memohon ampun kepada-Ku.
Saksaikanlah, Aku telah mengampuninya.” Lantas ia kembali jatuh ke lembah dosa,
maka ia menyesal dan mengulang taubatnya kepada Allah. Maka Allah berfirman
kepada malaikat, “ wahai malaikat, lihatlah hambaku ini berdosa kemudian
bertaubat kemudian dia mengulanginya lagi kemudian bertaubat. Saksikanlah
bahwasanya Aku telah mengampuninya.” Kemudian untuk yang ketiga kalinya
terjerumus kedalam perbuatan dosa, lantas betaubat kembali dan memohon ampun
dengan penuh kesungguhan. Lantas Allah berfirman kepada malaikatnya, “ Wahai
malaikatku, lihatlah hamba-Ku ini. Ia berdosa kemudian bertaubat dan Aku telah
mengampuninya. Kemudian ia kalah oleh nafsunya dan kembali melakukan perbuatan
dosa, kemudian bertaubat maka Aku telah mengampuninya. Kemudian ia kembali
kalah oleh nafsunya sekali lagi. Hamba ini tahu bahwasanya dia punya Tuhan yang
Maha Pengampun, kemudian dia bertaubat dan kembali kepada Allah. Lantas Allah
berfirman kepada malaikatnya, “ Wahai Malaikat, saksikanlah bahwasanya Aku
telah mengampuni dosanya yang telah lalu maupun yang akan datang.”
Hal ini adalah kemuliaan Allah, yang sepatutnya membuat kita
malu di hadapan-Nya. Karena Allah memperlakukan kita dengan kemulian-Nya. (Akhmad Syofwandi)
*Ditranskip oleh Santrijagad dari video ceramah Habib Ali al-Jufrie
*Ditranskip oleh Santrijagad dari video ceramah Habib Ali al-Jufrie
No comments:
Post a Comment