Ringkasan Materi Konferensi Ulama Thoriqoh 2016 - Santrijagad

Ringkasan Materi Konferensi Ulama Thoriqoh 2016

Bagikan Artikel Ini


SANTRIJAGAD ~ Konsep Bela Negara bukan hanya sebatas melawan musuh, menjaga batas tetorial dan mewujudkan keamanan dan keselamatan seluruh warga negara saja. Konsep negara lebih luas dari itu. Yaitu meliputi hal-hal berikut ini:
  • Mempunyai semangat tinggi memajukan dan memakmurkan negara serta mengupayakan ketercukupan dan kemandirian dalam berbagai kehidupan sehingga negara tidak mengalami ketergantungan dengan pihak lain.
  • Mempunyai semangat tinggi untuk memperkuat solidaritas dan soliditas di antara komponen bangsa dalam menghadapi kesulitan,tantangan yang dihadapi bangsa,yang seakan-akan semuanya adalah satu kesatuan tubuh yang tak terpisahkan. Selain itu juga menyebarkan budaya persaudaraan yang penuh cinta kasih di antara seluruh warganya.
Bela Negara juga bisa dilakukan dengan cara melindungi warganya dari berbagai model pemikiran dan pemahaman yang menyebabkan timbulnya perpecahan, disintegrasi, pengkafiran dan pelanggaran terhadap hak hidup manusia. Pemikiran dan pemahaman yang melenceng punya kecenderungan mendorong seseorang untuk melakukan pengrusakan, penumpahan darah, perampasan harta dan merendahkan harkat kehormatan manusia. Hal ini disebabkan pemahaman yang salah dan pentakwilan distorsif atas teks-teks keagamaan.  Pemikiran dan pemahaman yang melenceng ini tidak kalah bahayanya dibandingkan dengan tentara imperalis-penjajah- asing yang merebut tanah air kita. Kedua hal itu menyebabkan negara menjadi hancur, warga negara menjadi terinjak-injak martabatnya dan nilai-nilai mulia serta ajaran agama dihina dan direndahkan.

Bela Negara juga bisa dilakukan dengan cara berkomitmen tinggi untuk menjauhkan bangsa dan negara dari ancaman perang saudara, disintegrasi, kekacauan dan kesulitan-kesulitan yang penyebabnya sebenarnya hanyalah kepentingan dan hawa nafsu pribadi dan kelompok.

Bela Negara juga bisa dilakukan dengan cara melindungi negara dari ancaman kemiskinan, ketidakberdayaan dan ketergantungan ekonomi dan politik terhadap pihak lain. Hal ini bisa dilakukan dengan cara mengelola dan memanfaatkan secara optimal kapasitas sumber daya alam dan energi yang dimiliki dan membangun kemandirian dalam berbagai bidang sehingga tidak mengalami ketergantungan dengan pihak lain.

Tujuan mulia dan besar tersebut tak akan bisa tercapai, kecuali dengan melakukan hal berikut :
  • Membudayakan tanggung jawab terhadap negara dan bangsa pada diri setiap individu anak bangsa dimanapun, dalam kapasitas apapun dan bertugas sebagai apapun. Membudayakan tanggung jawab  terhadap negara dan bangsa seperti itu menjadi kewajiban semua elemen bangsa baik itu ulama, para pendakwah, para pendidik dan semua lembaga pendidikan.
  • Memberikan kesempatan, mendorong dan memotivasi semua komponen bangsa untuk menunjukan kapasitas dirinya dan melaksanakan fungsi serta tugasnya dengan sebaik mungkin. Semua komponen bangsa harus berupaya untuk melindungi negara dari hal-hal yang menyebabkan timbulnya kekacauan (chaos) dan terganggunya stabilitas keamanan negara. Dan Menjaga dari hal-hal yang dapat mengakibatkan negara terjerumus kepada potensi-potensi konflik.
  • Semua komponen bangsa harus menjauhi sikap mengikuti secara membabi buta untuk melaksanakan agenda dan kepentingan-kepentingan asing yang merugikan negara. Jika tindakan negatif ini dilakukan maka kita akan rugi di dunia dan akhirat.
Habib Luthfi bin Yahya tidak menyetujui bahwa bela negara itu diartikan wajib militer.  Konsep Bela Negara dijelaskan Habib Luthfi sebagai beikut :
  • Setiap warga negara atau anak bangsa merasa memiliki tanah air dan tahu akan hak-hak dan kewajibanya terhadap Negara.
  • Diadakanya kesepakatan mengenai bela negara. Dan Indonesia menjadi inisiator dari negara-negara lain.
  • Memajukan Pendidikan, ekonomi dan pertanian .
  • Indonesia menjadi percontohan bela negara bagi seluruh dunia.
  • Setiap anak bangsa dari bangsa manapun khusunya indonesia harus mengetahui hasil bumi, letak geografisnya dan seluruh potensinya.
  • Contoh indonesia (beliau menerangkan geopolitik dan letak geografi indonesia) luar biasa kekuatan ini.
  • Ketidaktahuan tentang Potensi Negara sendiri membuat kecintaan anak bangsa kepada bangsanya sendiri berkurang.
  • Bagaimana hubungan antarbangsa pada masalah pendidikan perdagangan, pertanian dan lainya. ketika setiap negara punya program bela negara maka ada sesuatu hubungan yang menguntungkan. Beliau menyitir ayat " Inna kholaknakum min dzakarin aw unsa waja'alnakum su'uban waqobailan lita'arofu" (alhujurot ayat 13). Lita'arofu disini bukanlah hanya sekedar saling mengenal satu sama lainya,namun dituntun untuk lebih perhatian pada  kemaslahatan antar bangsa itu sendiri.
  • Apa yang bisa indonesia berikan untuk bangsa lain dan bangsa lain berikan untuk indonesia. Terjalinnya hubungan bilateral itu bertujuan untuk memperkuat negara masing-masing bukan untuk saling menjatuhkan. [ Akhmad Syofwandi]
*Reporter : Ahmad Hasbi faqih 



No comments:

Post a Comment